Friday, February 5, 2016

FUNGSI LITERATUR DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

FUNGSI LITERATUR DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH*

Pendahuluan
* Tulisan ilmiah adalah proses menyampaikan ide dan gagasan atau pendapat. Pendapat, selain originil datang dari pemikiran penulis juga diperoleh melalui hasil bacaan. Referensi atau literatur yang dibaca menopang kerangka pemikiran yang luas untuk menuangkan ide, gagasan dan pendapat dalam sebuah tulisan ilmiah.
 
Menulis secara ilmiah dimaksudkan sebagai penyampaian ide dan gagasan, baik sebagai representasi dari suatu hasil penelitian yang lebih luas, ataupun analisis dan pembahasan tentang masalah yang hendak dijelaskan jawabannya oleh penulis. Oleh sebab itu, menulis secara ilmiah harus diawali dengan berpikir secara teratur dan ilmiah. Berpikir secara ilmiah merupakan suatu kegiatan akal budi untuk mengolah (sesuai patok-patok ilmiah), pengetahuan yang teiah diterima melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.1
Dalam proses penulisan ilmiah, seorang penulis melakukan pekerjaan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisisnya, sehingga diperoleh sejumlah pemikiran yang dapat dikembangkan dalam melakukan pembahasan. Pemikiran-pemikiran itu muncul di benak penulis, yang kemudian dikembangkannya untuk memperoleh kesimpulan dalam rangka mencari jawaban bagi masalahnya. Pemikiran-pemikiran itulah yang dinamakan pendapat.2
Pendapat-pendapat yang terdapat dalam suatu tulisan ilmiah dapat merupakan gagasan atau ide dari penulis itu sendiri, dapat juga merupakan gagasan atau ide yang diperoleh dari orang lain melalui sumber bacaan. Membaca merupakan sumber utama atau latar belakang informasi yang luas bagi seorang penulis. Tanpa dibantu oleh sumber bacaan, tulisan seseorang biasanya berputar-putar di sekitar masalah itu ke itu saja, penuh dengan klise-klise usang, kering dan kerdil, sehingga tidak enak membacanya.
Sebaliknya, penulis yang memiliki latar belakang informasi yang luas akan merasa akan lebih mudah meramu tulisannya dengan berbagai ramuan yang lazim digunakan orang di dalam penulisan, sehingga tulisannya enak dibaca, dan menarik. Tulisan seperti itu dikatakan mempunyai referensi atau kerangka referensi yang luas.3 Uraian yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah mengenai tulisan ilmiah dengan dimensi apa, mengapa dan bagaimana, selanjutnya melingkar pada pembahasan fungsi clan jenis-jenis literatur dalam penulisan karya ilmiah.

Tulisan Ilmiah: Apa, Mengapa dan Bagaimana
+ Apa tulisan ilmiah? Tulisan ilmiah patuh pada prinsip-prinsip metade ilmiiah berdasarkan ketepatan, objektivitas, faktualitas, /ogika, sistematika dan metode yang jelas Ciri lainnya adalah sebagai respon (penemuan daru, koreksi, penambahan, pengembangan, perincian, penegasan, konsekuensi dan sebagainya) terhadap proses akumulasi pengetahuan ilmiah manusia secara universal.
 
Apa tulisan ilmiah? Salah satu ragam tulisan adalah tulisan ilmiah. Ragam tulisan ilmiah memiliki kekhususan mendasar, yaitu kepatuhannya kepada prinsip-prinsip metode ilmiah4 dalam sistem penataan clan presentasi gagasan maupun dalam bentuk dan teknik penulisannya. Sehingga setiap tulisan ilmiah mesti memiliki ketepatan, objektivitas, faktualitas, logika, sistematika, dan metode yang jelas sebagai dasarnya.
Moh. Nazir mengemukakan bahwa suatu cara kerja yang digunakan datam penulisan ilmiah harus memiliki metode ilmiah. Metode tersebut harus berdasarkan kriteria sebagai berikut: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka (bias), menggunakan prinsip-prinsip analisa, menggunakan hipotesa, menggunakan ukuran objektif serta menggunakan teknik kuantifikasi.5
Metode ilmiah merupakan prosedur mendapatkan pengetahuan yang kemudian disebut ilmu. Pengetahuan yang disebut ilmu mempunyai persyaratan-persyaratan menurut kaidah-kaidah metode ilmiah. Metode yang dimaksud adalah cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematik. Dengan demikian metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hypetetico­verifkasi atau sebagai “perkawinan yang berkesinambungan antara deduksi dan induksi”.6
Dengan dasar-dasar tersebut maka tulisan ilmiah yang berkualitas selalu menyampaikan gagasan yang ingin disampaikan secara hemat, jelas, koheren, clan dalam aliran logika yang lancar. Sistematika dan metode yang jelas juga memberi kemungkinan verifikasi bagi kesimpulan dan data-data dalam tulisan ilmiah. Ciri lain dari tulisan ilmiah adalah bahwa ia merupakan respon (penemuan baru, koreksi, penambahan, pengembangan, perincian, penegasan, konsekuensi clan sebagainya) terhadap proses akumulasi pengetahuan ilmiah manusia secara universal.
Tulisan ilmiah dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, yang paling lazim di antaranya adalah :
A Laporan penelitian adalah tulisan ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil dari sebuah penelitian ilmiah.
A Skripsi adalah tulisan ilmiah yang khusus untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (S1).
A Tesis adalah tulisan ilmiah yang khusus untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata dua (S2).
A Desertasi adalah tulisan ilmiah yang khusus untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata tiga (S3).
A Monograf/buku adalah tulisan ilmiah asli clan menyeluruh tentang sebuah persoalan ilmiah; monograf dapat berupa tesis atau desertasi yang dikembangkan.
A Buku ajar adalah tulisan ilmiah berbentuk buku dengan kegunaan khusus sebagai penuntun perkuliahan yang biasanya diterbitkan perguruan tinggi.
A Artikel ilmiah adalah tulisan ilmiah dengan skop pembahasan yang relatif terbatas.
A Resensi adalah tulisan ilmiah dalam bentuk tanggapan terhadap satu karangan atau buku yang memaparkan manfaat dan kelemahan buku tersebut bagi para pembaca.
A Referat adalah tulisan ilmiah dalam bentuk tinjauan atas karangan sendiri.
A Proposal penelitian adalah tulisan ilmiah yang memberi gambara tentang rencana penelitian.7

ú Mengapa tulisan ilmiah? Tulisan ilmiah dibuat untuk memelihara, mengembangkan dan mengkomunikasikan ilmu pengetahuan, sebagai pendukung prvses belajar mengajar, mencari solusi bagi persoalan masyarakat, serta untuk memenuhi tuntutan profesi akademik.
 
Menqapa tulisan ilmiah? Terdapat banyak alasan mengapapara peneliti atau penulis, menulis secara ilmiah dan mengapa tulisan ilmiah dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengembangan peradaban. Beberapa di antara alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut :
ï  Pemeliharaan ilmu pengetahuan manusia. Salah satu alasan mengapa tulisan ilmiah sangat penting adalah karena ia berfungsi sebagai media penyimpanan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan manusia. Sejarah kehidupan manusia adalah proses akumulasi pengalaman, dan sebagian dari pengalaman manusia itu disistematisasi menjadi illmu pengetahuan. Hanya dengan tulisan ilmiah pengalaman manusia dan upaya pensistematisasiannya dapat terpelihara dalam bentuk yang terbaik.
ï  Pengembangan ilmu pengetahuan. Tulisan ilmiah tidak saja memelihara ilmu pengetahuan manusia, tetapi juga sangat fungsional dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan tersebut. Tulisan ilmiah kerapkali menjadi pemicu clan dasar bagi dilanjutkannya penelitian dalam bidang tertentu, lalu hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan tersebut dituangkan dalam tulisan ilmiah baru. Proses tersebut berlangsung terus sepanjang sejarah manusia.
ï  Pengkomunikasian ilmu pengetahuan. Tulisan ilmiah berperan besar sebagai media pengkomunikasian ilmu pengetahuan. Secara horizontal, tulisan-tulisan ilmiah dihasilkan dalam setiap zaman dan dibaca luas oleh masyarakat. Melalui cara ini hasil jerih payah seseorang mempelajari sesuatu dapat dikomunikasikan kepada orang lain dan kemudian dimanfaatkan secara massal oleh masyarakat luas. Pengkomunikasian ilmu pengetahuan dengan menggunakan tulisan ilmiah juga berlangsung secara vertikal antar generasi. Karya-karya besar dari masa lalu yang jauh masih fungsional dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan kepada generasi kontemporer. Gagasan-gagasan Plato, Ibnu Sina dan sebagainya menjadi jauh lebih mudah dipahami berkat adanya tulisan yang mereka wartakan.
ï  Pendukung proses belajar mengajar. Buku-buku yang dipakai di lembaga-lembaga pendidikan sebagai media pengajaran pada umumnya adalah hasil tulisan ilmiah. Melalui pengajaran tersebut, ilmu pengetahuan disebarkan dan dikomunikasikan kepada lingkaran yang lebih luas. Para penulis ilmiah jelas sangat berjasa dalam memudahkan pengetahuan diajarkan secara kumulatif kepada generasi muda. Sangat sulit membayangkan kalau setiap pengajar harus mengandalkan pengalaman dan pengetahuannya sendiri dalam kegiatan mengajarnya.
ï  Pencarian solusi bagi persoalan masyarakat. Penelitian yang berkaitan dengan berbagai problema praktis masyarakat banyak dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah. Hal ini sudah berlangsung sepanjang sejarah dan akan terus berlangsung demikian. Karena itu kerapkali berbagai persoalan praktis masyarakat dapat ditemukan solusinya dengan merujuk buku-buku ilmiah yang relevan.
ï  Pemenuhan tuntutan profesi akademik. Di kampus-kampus universitas dunia Barat dikenal sebuah adigum populer "'Publish or Perish", yang berarti “Menerbitkan atau Binasa”. Pesan dari adigum ini sederhana, bahwa kehidupan profesional seorang akademisi tergantung pada kegiatannya melakukan penelaahan dan penelitian yang dilanjutkan dengan penerbitan hasil-hasilnya dalam bentuk tulisan ilmiah. Menulis clan menerbitkan biasanya dipandang sebagai kewajiban etis seorang akademisi. Tidak menulis dan menerbitkan karya ilmiah merupakan pengkhianatan terhadap profesi sebagai akademisi.8

ë Bagaimana tulisan ilmiah?
 Proses penulisan ilmiah dilakukan melalui rangkaian penjelajahan dan perumusan gagasan, dilanjutkan dengan pementukan struktur tulisan serta pengumpulan dan pengorganisasian data.
 
Bagaimana Tulisan ilmiah? Proses penyelesaian sebuah tulisan ilmiah yang baik melalui rangkaian panjang berbagai aktivitas. Proses tersebut mencakup kegiatan yang paling abstrak-filosofis hingga berbagai aktivitas yang sepenuhnya formula-teknis. Beberapa tahapan aktivitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
`  Penjelajahan dan perumusan gagasan. Jauh sebelum tulisan ilmiah terbentuk dan dapat dibaca, seorang calon penulis memulai dengan gagasan menarik atau barangkali gugusan gagasan, yang bisa saja pada awalnya agak kabur dan tidak terfomulasi dengan baik. Tetapi jika ingin menuangkannya dalam tulisan ilmiah, sebuah penjelajahan gagasan perlu dilakukan. Penjelajahan ini diarahkan untuk menyeleksi berbagai tema yang mungkin menarik dari gugusan gagasan yang ada di benak seseorang. Dari sebuah tema pilihan sebuah tesis yang jelas harus dipilih dari sekian kemungkinan tesis yang dapat muncul. Kejelasan dan ketepatan landasan filosofis dari sebuah rencana tulisan ilmiah sangat menentukan arah dan kemudahan penyelesaian sebuah tulisan.9 Kekayaan gagasan seseorang tentang sebuah tema tertentu tergantung pada intensitas pengalamannya dengan tema tersebut. Pada tahapan ini, biasanya sudah pula terbentuk pikiran­pikiran awal tentang bagaimana argumentasi dibangun untuk mendukung tesis yang diajukan. Landasan filosofis dan logika bagi sebuah tulisan ilmiah telah diletakkan.

`  Pembentukan struktur tulisan. Sistematisasi mutlak diperlukan karena ia merupakan identitas pokok dari sebuah tulisan ilmiah. Sistematika yang tidak kokoh dengan sendirinya mengurangi kualitas sebuah tulisan ilmiah. Karena itu harus direncanakan secara baik bagaima sebuah tesis dan keseluruhan argumentasi pendukungnya ditata ke dalam sebuah struktur dan format penyampaian. Pada tahapan ini seorang sudah berpikir tentang bagian-bagian pokok dan sub-sub bagian dari tulisan ilmiah yang akan disusunnya. Pada prinsipnya, semakin rinci struktur ini direncanakan, semakin terkendali kegiatan-kegiatan berikutnya, dan semakin mudah tulisan dapat diselesaikan.
`  Pengumpulan dan pengorganisasian data. Sebuah struktur yang baik secara natural mengarahkan penulis untuk memastikan data yang dilakukannya guna menyelesaikan tulisan ilmiah tersebut. Ibarah sebuah kerangka, yang perlu ditambahkan adalah daging dan urat untuk menutup dan mengikatnya, sehingga terbentu sebuah tubuh yang sempurna. Data yang diperlukan untuk sebuah tulisan ilmiah bergantung pada tema tulisan dan tesis yang dibuktikan. Adakalanya data sudah tersedia dalam literatur, terkadang diperlukan data pendukung.10

e  Fungsi literatur dalam tulisan ilmiah adalah untuk menguatkan, mendukung, menolak argumenbsi teori, dalil maupun data-data yang ada sebe/umnya. Maka membaca menjadi keharusan mudak yang dilalui sebelum menulis.
 
Fungsi dan Jenis Literatur dalam Penulisan Ilmiah
Sudah menjadi keharusan bahwa setiap tulisan ilmiah harus menggunakan referensi atau literatur. Amat jarang ditemukan suatu tulisan ilmiah yang tidak memiliki sumber atau rujukan ilmiah. Karena data, teori, dalil dan lain-lain yang dimuat dalam tulisan harus mampu ditunjukkan oleh penulis. Di sinifah letak keharusan suatu tulisan ilmiah menggunakan referensi atau literatur.
Referensi berasal dari bahasa Inggris (reference), kata sifat yang berasal dari to refer, yang berarti menunjuk pada. Buku-buku referensi dapat berisi uraian singkat atau penunjukkan nama dari bahan bacaan tertentu. Bahan dari referensi ini tidaklah untuk dibaca dari halaman pertama sampai terakhir. Tetapi digunakan pada bagian-bagian yang penting dan yang diinginkan saja.
Referensi terbagi kepada dua jenis, yaitu: Pertama, jenis referensi yang memberikan informasi langsung berupa kamus, ensikiopedia, direktorei, alamanak, kamus biografi, buku atlas dan buku statistik. Kedua, jenis referensi yang tidak memberikan informasi langsung, tetapi memberikan petunjuk tentang sumber informasi, misafnya bibliografi, indeks dan abstrak.11
Inti dari tulisan ilmiah adalah membaca. Dengan membaca uraian masalah yang hendak dikemukakan oleh si penulis akan dapat disuguhkan secara sistematis dan logis. Kaidah yang biasanya terkandung dalam penulisan ifmiah adalah seorang penufis jangan pernah beranggapan dia adalah orang pertama yang mengemukakan pendapat atau gagasan tertentu. Tentu saja terdapat banyak pendapat, teori, dalil dan data yang telah ditulis oleh penulis sebelumnya.
Membaca sebelum menulis karya ilmiah demikian banyak fungsinya. Selain hal-hal yang dijelaskan di atas, dengan membaca tentu saja informasi yang iebih akurat tentang masalah yang dibahas akan dapat terungkap. Selain itu tentu saja akan terlihat dengan jelas mana pendapat yang originil dari pemikiran penulis dan mana pendapat yang merupakan kutipan12dari orang lain. Menelusuri bahan bacaan sebagai referensi atau literatur mengantarkan kepekaan penulis dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang kreatif serta mencari celah mana yang belum pernah ditulis orang lain.
Membaca referensi atau literatur yang berhubungan dengan tulisan yang hendak dibahas sangat penting perannya dalam penulisan ilmiah. E.B. Wilson Jr. mengatakan bahwa dengan membaca akan memberikan dua tujuan utama yaitu: Pertama, untuk mencari apakah keterangna-keterangan mengenai tulisan yang dibahas ada dan tersedia. Kedua, untuk memperofeh latar belakang yang cukup dalam di dlaam bidang penelitian yang dilakukan si penulis.13
e Membaca sebe/um menulis bertujuan untuk menghindarkan duplikasi dari tulisan orang lain, memperoleh ide, gagasan yang berguna bagi pemecahan masalah, menunjukkan data perbandingan dari tulisan orang lain serta sebagai sumber pengetahuan bagi penulis
 
Moh. Nazir lebih lanjut menjelaskan bahwa secara umum kegunaan membaca adalah:
P  Untuk menghindarkan duplikasi yang tidak diperlukan dengan melihat apakah masalah yang ditulis sudah pernah diuji ataukah masih diperlukan penelaahan lebih lanjut tentang masafah yang sama.
P  Untuk memperoleh ide, keterangan-keterangan, metode-metode yang berguna dalam memecahkan masalah, ataupun dalam rangka memilih masalah-masalahnya sendiri.
P  Untuk menunjukkan data komparatif yang berguna mengadakan interpretasi pengetahuan umum si penulis.
P  Untuk menambah pengetahuan umum si penulis.14

Selain memiliki fungsi positif membaca referensi atau literatur dalam tulisan ilmiah juga memiliki fungsi negatif, yaitu: Pertama, ketakutan akan ketergantungan kepada apa yang dibaca. Kedua, bisa jadi informasi yang diperleh salah jika referensi atau literatur yang digunakan salah.
Referensi atau literatur sebagai sumber bacaan dalam tulisan ilmiah sangat banyak dan beragam. Dari mulai buku teks (textbook), jurnal, periodical, yearbook, buletin, dan annual riview.15
P  Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang tidak tentu. Buku teks berkenaan dengan suatu bidang ilmu yang isinya menyeluruh dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.
P  Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil­-hasil seminar yang diterbitkan oleh Himpunan Profesi Ilmiah. Biasanya terbit sekali dalam tiga bulan, atau sekitar 3-4 jilid setahun.
P  Periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan. Biasanya periodical ini banyak diterbitkan oleh perguruan tinggi.
P  Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta. Ada kalanya tiap tahun yearbook yang dikeluargakan membahas suatu masalah bidang ilmu.
P  Bulletin adalah tulisan ilmiah pendek yang terbit berkala yang berisi tentang catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Biasanya dikeluarkan oleh Lembaga Negara atau Himpunan Profesi Ilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika buletin berisi satu artikel mengenai hasil peneltian sering disebut dengan contributions.
P  Annual review adalah ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam menggunakan annual review ini, maka carilah annual review yang terbaru, kemudian baru mundur ke jilid-jilid sebelumnya.

Penutup
Kadar keilmiahan suatu tulisan ilmiah diukur berdasarkan kesetiannya mengikuti petunjuk-petunjuk prinsip ilmiah. Kesetiaan ini berlaku mulai pada tingkat yang abstrak, yakni dalam perumusan gagasan dan pengembangan argumentasi yang logis, hingga pada hal-hal yang paling formalistis-teknis, seperti teknik mengutip dan menggunakan referensi atau literatur. Untuk berhasil, kesetiaan pada prinsip ini mesti menjadi landasan kerja bagi seorang penulis ilmiah berikut dengan semua prosedur kerjanya.



























DAFTAR PUSTAKA


Asari, Hasan. Dr. Tulisan Ilmiah, Apa, Mengapa dan Bagaimana, Makalah pada Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah STAIN Padangsidimpuan, Padangsidimpuan 21-23 Januari 2003.

Harahap, Syahrin. Prof. Dr. MA. Mengkomunikasi Pemikiran da/am Wacana (Tulis) I/miah, Makalah pada Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah STAIN Padangsidimpuan, Padangsidimpuan 21­23 Januari 2003.

Lindsay, David. A Guide to Scientific Writing, terjemahan Suminar Setiati Achmadi, Penuntun Penulisan Ilmiah (Jakarta: UI Press, 1988).

Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer (Jakarta: Pustaka Jaya, 1999).

Nazir, Moh. Ph.D. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985).

Praja, Juhaya S. Prof. Dr. Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di Indonesia (Jakarta: TO raju, 2002).

Wilson Jr., E.B. An Introduction to Scientific Research (New York: McGraw Hill Book Co.Inc., 1952).



* Disampaikan pada Acara Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Madrasah tanggal 8 – 17 Desember 2007.
1 Syahrin Harahap, Mengkomunikasi Pemikiran dalam Wacana (Tulis) Ilmiah, Makalah pada Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah STAIN Padangsidimpuan, Padangsidimpuan 21-23 Januari 2003.
2 David Lindsay, A Guide to Scientific Writing, terjemahan Suminar Setiati Achmadi, Penuntun Penutisan Ilmiah (Jakarta: UI Press, 1988), hlm. 3.
3 Ismail Marahimin, Menulis Secara Popu/er (Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), hlm. 17.
4 Metode ilmiah adalah totalitas prinsip-prinsip dan proses-proses yang dipandang sebagai karakter penelaahan ilmiah dan biasanya mencakup pembentukan konsep, cara-cara observasi, analisa data, hingga penarikan kesimpulan.
5 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), hlm. 43.
6 Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam den Penerapannya di Indonesia (Jakarta: Teraju, 2002), hlm. 7.
7 Hasan Asari, Tulisan Ilmiah, Apa, Mengapa dan Bagaimana, Makalah pada Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah STAIN Padangsidimpuan, Padangsidimpuan 21-23 .lanuari 2003.
8 Ibid.
9 Godaan mengganti tema atau memodifikasi tesis kerapkali terjadi jika hal ini tidak diputuskan secara mantap sejak awal.
10 Hasan Asari,Op.cit.
11 Moh. Nasir, op.cit.,hlm.122
12 Dalam hal kutipan ini terdapat banyak ragam dan kaidah yang berbeda-beda tergantung selera masing-masing penulis.
13 E B Wilson Jr. An Introduction to Scientific Research (New York: McGraw Hill Book Co.Inc., 1952).
14 Moh. Nazir, op.cit.,hlm.123
15 Ibid., hlm. 126

No comments:

Post a Comment