Friday, February 5, 2016

Model Pengembangan Bisnis di Pusat Penelitian Kelapa Sawit


PRAKTIKUM MATA KULIAH PERENCANAAN BISNIS
‘Model Pengembangan Bisnis di Pusat Penelitian Kelapa Sawit”

Oleh :
Kelompok
Ridwan hakim (H34114002), Fauzan Amri Hasibuan (H34114077), Ivo Tritya Ratna (H34114075) Dewi Rosmawati (H34114088)

Program Alih Jenis
Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
2012

Dosen Praktikum                     : Maryono
Hari/Tanggal                            : Sabtu, 11 Maret 2012
Praktikum                                : Perencanaan Bisnis
Ruang                                       : Kimia

 


PENDAHULUAN

Latar belakang
Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang sangat diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam: peningkatan pendapatan petani dan masyarakat (petani kelapa sawit dapat memiliki pendapatan sekitar Rp. 2 juta – Rp. 6 juta per tahun), produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri (produksi tahun 1998 sebesar 5,6 juta ton meningkat menjadi sekitar 10,7 juta ton pada tahun 2003), ekspor Crude Palm Oil  (CPO) yang menghasilkan devisa (volume ekspor tahun 1998 sebesar 1,6 juta ton senilai US$ 800 ribu dolar meningkat menjadi 5,7 juta ton senilai US$ 2,1 juta dolar pada tahun 2003), dan menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 2 juta tenaga kerja di berbagai sub sistem.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan produsen/perusahaan sawit yang melaksanakan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan dalam penanaman, produksi, panen, ekstraksi, pengolahan, penyimpanan, transprotasi, konsumsi, hukum, sosial ekonomi, pemanfaatan, dan pemasaran kelapa sawit, dan produk turunannya termasuk produk limbah.

Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui perusahaan agribisnis/non agribisnis yang melakukan perencanaan bisnis dengan model pengembangan bisnis.

PEMBAHASAN

Perusahaan yang kami pilih dalam kasus ini yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Pusat Penelitian Kelapa Sawit adalah lembaga penelitian milik negara yang dengan tugas dan fungsi melakukan penelitian dan pengembangan semua aspek kelapa sawit. Selain itu PPKS juga menyediakan berbagai jenis produk dan jasa sebagai hasil dari litbang untuk mendukung industri kelapa sawit.
Sasaran layanan PPKS mencakup semua stake holders industri kelapa sawit seperti perusahaan perkebunan negara dan daerah (BUMN/BUMD), petani kecil (smallhoders), perusahaan perkebunan besar (nasional dan asing), pemerintah, perbankan, dan lain-lain. Dalam operasionalnya, PPKS menerapkan budaya korporasi walaupun lembaga ini adalah nirlaba yang mandiri. Keunikan PPKS ini sudah berakar dari sejarah PPKS yang dimulai pada tahun 1916 sebagai institusi riset yang dekat dengan industri (industrial driven research). PPKS telah menjadi national flagship riset kelapa sawit Indonesia.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit saat ini sedang melakukan pengembangan usaha untuk bersaing dengan produsen benih kelapa sawit lain yang ada di Indonesia. Pengembangan bisnis yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) yaitu dengan melakukan pendekatan pengembangan produk (Produk Garis: benih dan bibit kelapa sawit).
Dengan melakukan penelitian dan pengembangan dalam segenap aspek industri kelapa sawit (dalam hal ini benih dan bibit), dan menyalurkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat industri kelapa sawit. Dari kegiatan tersebut, PPKS mampu memenuhi kebutuhan dana baik untuk menjalankan kegiatan sehari-hari maupun investasi, yang sebagian besar kebutuhan PPKS diperoleh dari usaha sendiri. Lingkup penelitian yang dilakukan PPKS saat ini adalah meliputi: pemuliaan dan bioteknologi tanaman, ilmu tanah dan agronomi, proteksi tanaman, rekayasa teknologi dan pengelolaan lingkungan, pengolahan hasil dan mutu, serta sosio tekno ekonomi. Sementara berbagai bentuk pelayanan PPKS disediakan oleh bagian usaha dan unit strategis bahan tanaman.

Existing Product
New Product
Existing Market
Market Penetration
Product Development
New Market
Market Development
Diversification


Dalam matriks Portofolio bisnis di atas, Pusat Penelitian Kelapa Sawit memiliki beberapa kegiatan pengembangan usaha yaitu: Product Development dan Diversification.

a)    Product Development sebagai langkah untuk menghadapi keadaan dimana produk masih baru tetapi memliki pasar yang sudah ada. Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) adalah melakukan penelitian sebagai pengembangan produk untuk menciptakan varietas unggul baru yaitu: D x P PPKS 239, D x P PPKS 540, D x P PPKS 718 dengan beberapa keunggulan dari varietas yang sudah ada yaitu: D x P Simalungun, Dy x P Dumpy, D x P La Me, D x P Avros, D x P Yangambi, D x P Langkat.
Beberapa keunggulan produk baru yang dimiliki oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit, yaitu:

D x P PPKS 239
Rerata jumlah tandan
15,3 tanda/phn/thn
Rerata berat tandan
17,2 kg/tandan
Rerata produktifitas TBS
32 ton/ha/thn
Rendemen
25,8%
Potensi produksi minyak
8,4 ton/ha/thn
Inti/buah
8,9 %
Pertumbuhan meninggi
62,5 cm/thn
Panjang pelepah
6,5 m

D x P PPKS 540
Rerata jumlah tandan
14,1 tandan/phn/thn
Rerata berat tandan
15,4 kg/tandan
Rerata produktifitas TBS
28,1 ton/ha/thn
Rendemen
27,4%
Potensi produksi minyak
8,1 ton/ha/thn
Inti/buah
5,3 %
Pertumbuhan meninggi
72 cm/thn
Panjang pelepah
5,47 m

D x P PPKS 718
Rerata jumlah tandan
14,1 tandan/phn/thn
Rerata berat tandan
15,4 kg/tandan
Rerata produktifitas TBS
28,1 ton/ha/thn
Rendemen
27,4%
Potensi produksi minyak
8,1 ton/ha/thn
Inti/buah
5,3 %
Pertumbuhan meninggi
72 cm/thn
Panjang pelepah
5,47 m

b)    Diversification: Melakukan pengembangan  untuk diversifikasi produk (selain benih) sebagai pilihan lain untuk konsumen dalam hal mutu atau  kualitas hingga kesesuaian harga yaitu bibit yang dihasilkan melalui konvensional (berasal dari benih) dan kultur jaringan. Keunggulan bibit kultur jaringan dengan bibit yang berasal dari benih adalah sebagai berikut :
1.   Tanaman dari kultur jaringan lebih seragam pertumbuhannya.
2.   Tanaman kultur jaringan memiliki potensi produksi yang lebih tinggi, berkisar potensi produksi yang lebih tinggi, berkisar 25-39 % di banding tanaman dari bibit pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
iopri.org .2012.http://iopri.org/bht_unggul [Diakses pada tanggal 08 Maret 2012]

iopri.org .2012.http://iopri.org/marihat_klon[Diakses pada tanggal 08 Maret 2012]

No comments:

Post a Comment